Berita politik luar negeri indonesia- berita mengenai dukungan yang diberikan oleh DPR untuk rencana penetrasi pasar batu bara International. Sekarang ini Indonesia menjadi salah satu pengekspor salah satu bahan bakar utama dunia yang sekaligus juga menduduki pada posisi ke2 setelah China. Dewan perwakilan rakyat sendiri mendukung inisiatif yag mendukung para pengusaha batu bara yang akan menahan ekspor bila harga batu bara melemah serta bila harangnya belum mengalami kenaikan di pasar Internasional. Dukungan yang datang dari Bobby Rizaldi, anggota Komisi VII DPR. Yang menyatakan langkah tersebut sudah barang dipastikan, Indonesia harus bisa menset ulang alokasi batu bara untuk ekspor dalam pemenuhaan kebutuhan dalam negeri seperti listrik dan pemanfaatan yang lainnya. Namun, hal ini ditegaskan dukungan pengendalian ekspor untuk batu bara haruslah mendapat dukungan dari infrastructure yang baik. Yang mana tujuan perusahaan batu bara sendiri demi kubutuhan nasional sendiri.
Nefosnews.com Berita Politik Luar Negeri Indonesia .
Disisi lain pemerinah Indonesia menikamati devisa yang terbesar ini dari hasil batu bara yang mana menurut Bob Kamandanu sebagai ketua Asosiasi Batubara Indonesia (APBI), yang mana menyebutkan bahwa batubara merupakan komoditas terbesar yang menyumbang devisa pada perioder 2009-2011. Namun, hal yang terjadi di pasaran internasioanl adalah harga baru bara yang selalu terus menurun, yang kemudian membuat komoditas unggulan yang satu ini tidak lagi menjadi salah satu primdona devisa. Bahakan saat ini menurutnya perusahaan batubara meulai mengurangi jumlah produksinya karena haraganya yang belum stabil di pasar global.
Namun, bila mengengok kebelakang, kejayaan batubara perah terjadi yakni pada saat ditahun 2011, yang mana nilai tertinggi yang diraih yaitu sekitar diatas US$ 130 per ton. Yang mana kondisi ini berbalik 360 derajat yang sekarang mendapatkan harga terendahnya yakni sekitar US$ 76 per ton. Maka, hal ini dinilai wajar ketika APBI berupaya melakukan penetrsi pasar agar haragnya tak lagi dibawah standar US$ 100 per ton. Untuk itulah pemerintah hendahanya menyelamatkan devisa negara yang satu ini melalui lembaga perwakilan rakyatnya yang duduk di DPR.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar,,Tapi tolong jangan Nye-pam