Sabtu, 10 Maret 2012

Badai Matahari 2013

Badai Matahari 2013 : Badai matahari yang ditakutkan akan mengganggu medan magnet bumi ternyata tidak menimbulkan dampak buruk bagi jaringan listrik, lalu lintas udara, dan sistem navigasi satelit di antariksa pada Kamis (8/3) waktu Amerika Serikat . Sebelumnya, para pakar khawatir badai matahari bakal mengganggu segala sesuatu yang berkaitan dengan komunikasi radio dan navigasi di udara.

Badai matahari terjadi karena adanya dua ledakan besar pada bagian matahari.”Hingga saat ini orientasi badai matahari menimbulkan dampak minimal pada medan magnet bumi,” kata Joseph Kunches, pakar cuaca antariksa dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) AS. Namun, lanjut Kunches, masih ada sedikit gangguan kecil di wilayah kutub yang mengharuskan pesawat mengalihkan rute agar tidak terjadi masalah pada Rabu (7/3).

”Badai matahari itu sepertinya tidak cukup mengganggu sistem GPS (global positioning system),” imbuhnya seperti dikutip Reuters. Di Amerika Utara, badai matahari menimbulkan fenomena aurora atau cahaya utara pada Kamis malam. Menurut Kunches, aurora itu dapat dilihat di sepanjang selatan hingga utara AS.”Namun, bulan purnama menjadikan aurora sulit terlihat,”katanya.

Fasilitas jaringan listrik di Amerika Utara juga tidak mengalami gangguan. ”Semuanya aman dari dampak buruk badai matahari,” ujar juru bicara North American Electric Reliability Corporation, Kimberly Mielcarek. Namun, badai matahari itu menyebabkan gangguan jaringan radio selama dua jam di beberapa frekuensi di Afrika dan Australia. ”Kita tidak melihat adanya dampak signifikan pada sistem listrik dan teknologi,” kata Norm Cohen, peneliti cuaca NOAA, seperti dikutip Daily Mail.

Kamis lalu, maskapai Delta Air dan United Airlines mengalihkan 11 penerbangan ke Asia di luar jalur umum yang mereka laluidiataskutubutara.Tigamaskapai American Airlines yang terbang ke Jepang dan China harus terbang lebih rendah. Fisikawan surya NASA David Hathaway menegaskan, badai matahari telah usai. Hal itu ditunjukkan melalui penurunan angka alat pembaca medan magnet bumi. Sementara fisikawan surya NASA lainnya, Alex Young, menjelaskan, badai matahari ini memberikan kepada manusia sedikit peringatan.

Menurutnya, bumi harus bersiap menghadapi puncak aktivitas matahari, yakni akhir 2013 hingga 2014. Badai matahari sebenarnya merupakan siklus 11 tahunan.Ada tiga cara badai matahari dapat mengganggu teknologi buatan manusia, yakni melalui medan magnetik, radio,dan emisi radiasi. Juru Bicara Badan Antariksa dan Penerbangan Nasional (NASA) AS Rob Navias memaparkan, badai matahari tidak menimbulkan risiko bagi enam astronot yang tengah berada di Stasiun Antariksa Internasional.

Badai Matahari, Masyarakat tidak Perlu Khawatir

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengimbau masyarakat untuk tidak perlu khawatir dengan adanya badai matahari yang menghantam Bumi.

LAPAN memastikan, bahwa manusia dan segenap perangkat elektroniknya aman.

Demikian ditulis Deputi Sains Antariksa LAPAN Thomas Jamaluddin dalam pesan singkat yang diterima Media Indonesia, di Jakarta, Sabtu (10/3).

"Masyarakat tidak perlu khawatir. Manusia di Bumi dan perangkat elektroniknya aman karena Bumi dilindungi lapisan magnet yang disebut magnetosfer. Betapa pun kuatnya badai matahari, kita tetap aman," tulis Thomas.

Beberapa dampak yang akan terjadi, kata dia, terutama pada operasional satelit dan komunikasi radio gelombang pendek. "Hanya operator satelit dan komunikasi radio yang perlu mengantisipasi. Tapi mereka umumnya sudah punya SOP," lanjut Thomas.

Badai Matahari Membutakan Satelit Venus
Badai Matahari terbesar yang terjadi pada Rabu (7/3/2012) merupakan yang terkuat dalam lima tahun terakhir. Badai ini membutakan satelit milik European Space Agency (ESA) yang mengorbit Venus, Venus Express.

Space.com pada Kamis (8/3/2012) melaporkan bahwa radiasi dari badai Matahari membuat kamera yang terdapat di wahana antariksa tersebut tak mampu mendeteksi bintang.

"Kami tak mampu mendeteksi bintang apa pun jadi kami ubah ke unit B, tetapi kami menemukan hal yang sama. Kedua kamera dibutakan oleh badai Matahari," kata Octavio Camino, Manager Proyek Venus Express.

Kamera yang rusak sejatinya adalah pelacak bintang atau startracker. Kamera tersebut membuat wahana mampu menentukan posisi dan orientasi di angkasa, persis ketika pelayar membaca rasi bintang.

Informasi yang didapatkan kamera dikalibrasi dengan alat yang disebut giroskop. Dengan cara ini, wahana antariksa mengetahui arah gerak dan sudutnya.

Dalam misi antariksa, kamera ini sangat krusial. Pasalnya, wahana mengarahkan panel surya ke Matahari dan antenanya ke Bumi. Tanpa kamera ini, wahana bisa gagal berfungsi.

Startracker pada Venus Express telah 5-10 kali gagal berfungsi akibat badai Matahari. Namun, kegagalan kali ini adalah yang terlama, mencapai 40 jam.

"Ini tak biasa. Kami pernah mengalami gagal berfungsi selama 32 jam, tetapi kali ini cukup lama. Jadi, ini kasus istimewa," kata Paolo Ferri, ilmuwan ESA.

Kegagalan fungsi startracker pada Venus Express tidak permanen. Jadi, ini tak berarti Venus Express tak bisa dipakai lagi. Penanganan yang tepat bisa "menyembuhkan" Venus Express dari kebutaan.

Saat ini, ESA masih terus memantau aktivitas Matahari yang dianggap belum menunjukkan tanda penurunan. ESA akan melakukan beberapa operasi. Kontrol misi akan menghentikan beberapa fungsi wahana antariksa hingga situasi normal.

"Kami tak berasumsi masalah ini akan menjadi permanen. Normal saja Matahari naik dan turun seperti ini dan kita hanya butuh periode pendek untuk diam dan memulihkan lagi ke kondisi normal, yaitu kondisi saat stratracker mampu membaca bintang lagi dengan sendirinya. Ada banyak aktivitas 'pengasuhan bayi' sekarang, tetapi kami tak berharap ini selamanya," papar Ferri.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar,,Tapi tolong jangan Nye-pam

 

Berita Paling Seru Copyright © 2011 | Powered by Blogger | smart detox