LENSAINDONESIA.COM: Beberapa hari ini sidoarjo telah diguyur hujan. Sehingga, berakibat interpelasi cuaca yang berdampak pada kolam penampungan lumpur (pond) dipenuhi air. Volume lumpur yang ada semakin tinggi dan nyaris menyamai ketinggian tanggul.


Untuk itu, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) merasa khawatir dengan kondisi itu. Sebab, tanggul-tanggul yang ada terancam rawan jebol. Apalagi, pengaliran lumpur tidak bisa dikendalikan sejak dua
minggu lalu diduduki para pendemo dalam peta terdampak di titik tanggul 25 sentral penanganan lumpur panas yang keluar dari bekas area sumur Banjar Panji I milik Lapiondo Brantas Inc.


Humas BPLS, Ahmad Khusairi mengatakan, lumpur yang bercampur air di area kolam sudah mencapai sekitar 640 hektar. Sejauh ini kondisi tanggul masih relatif aman. Namun pastinya bisa tidak aman kalau
ancaman itu terus datang. Seperti air hujan yang tertampung di kolam tidak ada pembuangan, lumpur yang datang dari pusat semburan tidak dialirkan dan lain sebagainya.


?Dari ancaman yang ada, pastinya akan membuat tanggul terluar tidak aman,? ucapnya.


Tidak adanya penanganan dikhawatirkan nantinya akan terjadinya longsoran pada gunung atau endapan lumpur yang menghiasi sekitar tanggul atas permukaan gunung lumpur. Namun, bawah gunung setinggi
lebih dari 15 meter itu bisa jadi masih ada lumpur basah dan rawan akan terjadi longsor karena gerakan lumpur basah.


Tak hanya itu, pasca aksi warga dalam peta terdampak menduduki tanggul titik 25, pengerjaan dan penanganan lumpur terhenti. Tidak ada penyedotan air lumpur ke Kali Porong akan bisa mengantam dan mengkritiskan tanggul terluar. ?Terutama sisi barat yang berbatasan dengan rel KA dan Arteri Porong lama,? imbuhnya. @jani

SUMBER